Jumat, 29 Oktober 2021

Keutamaan ilmu dan menuntut ilmu dalam islam

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, kembali dalam blogku. Kali ini saya akan membahas tentang keutamaan ilmu dan menuntut ilmu dalam islam. Bagaimana sih keutamaan ilmu dan menuntut ilmu dalam Islam? 

Keutamaan Ilmu dan menuntut ilmu dalam islam itu ada 10 ciri, yaitu :

1. Ahli dzikir bisa di sebut dengan ahli Ilmu. 

Kenapa ahli dzikir bisa dibilang dengan ahli ilmu?. Karena dengan berdzikir itu orang menyebut nama Allah, Tapi ahli ilmu belum tentu ahli berdzikir. Dalilnya ada di Qur'an surat An-Nahl ayat 43. Allah Ta'ala berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ


43. Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS.An - Nahl:43) 

Maksud dari surat An-Nahl ayat 43 adalah  tidaklah kami mengutus para Nabi dan rasul terdahulu sebelum kamu di tengah-tengah orang-orang, kecuali untuk utus kepada ummatnya/kaum laki-laki bangsa manusia bukan dari kalangan Malaikat yang kami beri wahyu kepada mereka ( Para Nabi dan Rasul) .Dan apabila kalian (wahai kaum musyrikin quraisy), tidak mengimaninya, maka tanyakanlah kepada umat-umat terdahulu yang diberi kitab suci, supaya mereka mengabarkan kepada kalian bahwa sesungguhnya nabi-nabi terdahulu berwujud manusia-manusia biasa juga, jika kalian tidak mengetahui bahwasanya mereka itu manusia. 

Ayat ini bersifat umum untuk semua manusia baik yang beragama Islam maupun yang non islam, Apabila seorang yang tidak paham/tidak memiliki pengetahuan ilmu, maka tanyakanlah kepada orang yang paham/memiliki pengetahuan ilmu tersebut. 

2. Berilmu ahli surga & Bodoh ahli neraka. 

Allah menolak persamaan antara orang berilmu dengan orang bodoh, sebagimana Allah menolak persamaan antara penghuni surga dengan penghuni neraka. 

3. Ilmu adalah kehidupan & cahaya, kebodohan adalah kematian & kegelapan

Ibnu Qayyim berkata: sesungguhnya ilmu itu kehidupan cahaya sedangkan kebodohan adalah kematian dan kegelapan, semuanya kejahatan/kemaksiatan dikarenakan tidak memiliki ilmu (kehidupan &cahaya) 

Allah Ta'ala berfirman:

اَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَاَحْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّاسِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكٰفِرِيْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

122. Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.(QS. Al-An'am:(6) :122) 

4. Allah memudahkan jalan menuju surga

Maksudnya adalah bagi para Penuntut ilmu akan dimudahkan melewati sirath. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْۢبِهِمْۚ فَسُحْقًا لِّاَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu.(QS. Al-Mulk:10-11) 

5. Iri kepada orang yang berilmu 

Maksudnya disini adalah kita diperbolehkan untuk iri kepada orang yang memiliki ilmu dan berbuat baik. Hadits yang diriwayatkan oleh muslim, bahwasanya kita diperbolehkan iri kepada 2 orang:

a. Iri kepada orang yang diberikan hartanya &digunakan untuk dijalan Allah

b. Iri kepada orang yang memiliki ilmu (berilmu) & ilmu bermanfaat untuk orang lain ( mengajarkan ilmu tersebut) 

6. Anjing terlatih &Anjing bodoh

Anjing yang terlatih(memiliki ilmu) hasil buruannya baik tapi memburunya dengan menyebut nama Allah, anjing yang bodoh(memiliki ilmu) hasilnya buruannya haram. 

Ini bagaimana kedudukan ilmu tersebut pada anjing, padahal anjing itu adalah makhluk yang paling buruk. Maksudnya adalah ini adalah sebuah perumpamaan bagi orang yang menuntut ilmu dengan yang tidak menuntut ilmu.

7. Iman tanpa ilmu sesat, amal tanpa ilmu seperti perjalanan tanpa arah. 

Kata Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa amal tanpa ilmu itu seperti orang yang berjalan di jalan yang tak semestinya (dijalannya). Tanpa ilmu lebih banyak merusak daripada memperbaikinya. 

Kata Buya Hamka da'wah tanpa ilmu lama yang keluarnya adalah dari isi perutnya. 

8. Pentingnya menuntut ilmu & harta. 

Ada empat macam pentingnya menuntut ilmu & harta, yaitu:

a. Harta ada, ilmu ada. Maka tindakannya hartanya akan dimanfaatkan untuk kebaikan di jalan yang diridhoi oleh Allah, sisi-Nya yang paling baik. 

b. Harta ada, ilmu tidak ada. Maka  tindakannya dia akan berbuat zhalim dengan harta yang dia miliki, sisi-Nya adalah yang paling buruk

c. Harta gk ada, ilmu gk ada. Maka tindakannya dia tidak akan berbuat kejahatan ataupun berbuat kebaikan, sisi-Nya adalah yang buruk. 

9. Ridho makhluk Allah kepada para Penuntut ilmu. 

Semua makhluk Allah baik malaikat, hewan, tumbuhan atau apapun mendoakan orang yang sedang menuntut ilmu. 

Dan sedang menuntut ilmu bakal di naungin oleh para malaikat Allah. 

10. Keutamaan menda'wahkan 

Apabila kita sudah memiliki ilmu maka kita wajib untuk menda'wahkan kepada orang yang tidak memiliki ilmu 

 

Kamis, 28 Oktober 2021

Tipologi menuntut Ilmu

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bersama saya di blogspot ini,semoga blogspot ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. 

Saya akan menjelaskan materi yang sudah disampaikan oleh DR. Imam Zamroji tentang tipologi Penuntut ilmu itu ada dua, yaitu Penuntut ilmu yang tidak baik dan Penuntut ilmu yang baik. Kali ini saya akan membahas tentang Penuntut ilmu yang tidak baik. 

Penuntut ilmu yang tidak baik terdapat di tiga surah,yaitu surah  Muhammad ayat 16,surah al Anbiyah ayat 2-3 , surah al an'am 125.

Ciri-ciri Penuntut ilmu yang tidak baik ada 7 yaitu :

1. Orang yang sinis terhadap kebenaran

Sebagaimana Firman Allah Ta'ala di dalam Surah Muhammad ayat 16 yang berbunyi:

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَۚ حَتّٰىٓ اِذَا خَرَجُوْا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوْا لِلَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ اٰنِفًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ

16. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu (Muhammad), tetapi apabila mereka telah keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu (sahabat-sahabat Nabi), “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci hatinya oleh Allah dan mengikuti keinginannya. (QS. Muhammad ayat 16) 

Maksudnya dari ayat tersebut adalah kata "mereka" Itu menunjukkan kepada orang-orang munafiq yang menghadirin majelis Rasulullah SAW, lalu mereka bertanya:"Apa yang dikatakan oleh (Muhammad)tadi" kepada Para Sahabat yang baru saja mendengarkan ilmu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada mereka. 

Kita sebagai Pelajar/Penuntut ilmu harus menerima kebenarannya, walaupun yang menyampaikan kebenaran itu adalah Anak-anak, orang Dewasa, Guru/Dosen, Temen Kita. Jangan sampai kita sinis terhadap kebenaran yang telah disampaikan oleh orang lain dan jangan sampai kita seperti orang munafiq pada zaman Rosulullah yang sinis terhadap kebenaran. 

 2.Bermain - main dalam menuntut ilmu 

Kita dalam menuntut ilmu jangan sampai kita bermain-main. Maksudnya pada saat guru/Dosen menyampaikan materi maka bagi para Penuntut ilmu itu memperhatikan, Fokus dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru/dosen tersebut. 

Jangan menyepelekan/ Bermain-main saat guru / dosen menyampaikan materi di depan kelas. Apabila kita tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru/ dosen maka kita bertanya/berdiskusi tentang materi yang sudah disampaikan.  Dalam Firman Allah Ta'ala yang berbunyi:

مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ

“Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main.”(QS. Al Anbiyaa : 2)

3. Hati yang lalai dalam menuntut ilmu

Dalam menuntut ilmu kita harus niatkan terlebih dahulu. Niat adalah hal yang paling krusial dalam melakukan pekerjaan/Ibadah. Jika niat kita salah maka akan berpengaruh bagi kehidupan kita baik dalam pekerjaan / Ibadah. Seperti dalil Nabi Muhammad SAW tentang niat 

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ

Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”
(QS. Al Anbiyaa : 3)

                                 لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ

“Hati mereka dalam keadaan lalai".

Maksudnya Raga/Jiwa mereka hadir tetapi hati mereka tidak hadir di dalam majelis ilmu. Maka ilmu yang disampaikan didalam majelis tersebut tidak akan masuk kedalam dirinya.   

4.  Tetap mengikuti Hawa Nafsu                

 maksudnya adalah kita dalam menuntut ilmu itu harus seperti gelas kosong, apabila gelas yang kosong diisi oleh apapun pasti akan terisi, apabila gelas itu penuh terus kita mengisi gelas yang sudah ada diisinya maka tidak akan masuk kedalam gelas tersebut. 

Begitupula dengan kita dalam menuntut ilmu, kita jangan sombong dan merasa benar sehingga tidak mau menerima ilmu yang sudah disampaikan oleh guru/dosen tersebut karena mengikuti hawa nafsunya aja . Itu akan membuat kalian angkuh terhadap orang guru/dosen dan tidak mau menerima perbedaannya sama sekali . 

Maka belajarlah kita untuk menurunkan ego kita untuk menyerap atau mengambil ilmu yang sudah disampaikan oleh guru/ dosen dengan baik. 

5. Melakukan propaganda untuk                          mematahkan kebenaran                                                           

Jika seseorang sudah tidak bisa menurunkan egonya dan menolak kebenaran, maka orang itu akan mencari dalih untuk mematahkan sebuah kebenaran yang sudah disampaikan tersebut,dengan  cara melakukan propaganda terhadap kebenaran. Orang melakukan propaganda itu adalah orang yang menolak terhadap kebenaran yang sudah disampaikan, dan menganggap dirinya itu adalah orang yang benar. Seperti pada zaman Rasulullah SAW orang munafiq selalu melakukan propaganda terhadap agama Islam  yang dibawa/disampaikan oleh Rasulullah SAW. 


6.Membuat tuduhan dan fitnah keji

Orang yang menolak kebenaran terhadap ilmu maka endingnya akan selalu mengutamakan hawa nafsunya, dan akan melakukan tuduhan /fitnah yang keji terhadap orang yang menyampaikan ilmu tersebut. 

7. Dadaknya "Sesak" Ketika mendengar kebenaran. 

Apabila di sebuah majelis guru/dosen menyampaikan tentang kebenaran, orang yang mendengarkan itu merasa dadanya" Sesak" Itu seperti kita mendaki gunung ke puncak gunung tanpa Membawa oksigen

Bedanya orang yang sakit fisik dengan sakit hati. Kalo orang yang sakitnya fisik, dia hanya ingin sakit fisik nya untuk dirinya sendiri, sedangkan orang yang sakit hatinya, dia akan mengajak orang lain. 


Dakwah di Tha'if

Rasullah  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pergi ke tha'if bersama dengan anak beliu yang bernama zaid bin haritsah untuk mena w arkan isla...