Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bersama saya di blogspot ini,semoga blogspot ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya.
Saya akan menjelaskan materi yang sudah disampaikan oleh DR. Imam Zamroji tentang tipologi Penuntut ilmu itu ada dua, yaitu Penuntut ilmu yang tidak baik dan Penuntut ilmu yang baik. Kali ini saya akan membahas tentang Penuntut ilmu yang tidak baik.
Penuntut ilmu yang tidak baik terdapat di tiga surah,yaitu surah Muhammad ayat 16,surah al Anbiyah ayat 2-3 , surah al an'am 125.
Ciri-ciri Penuntut ilmu yang tidak baik ada 7 yaitu :
1. Orang yang sinis terhadap kebenaran
Sebagaimana Firman Allah Ta'ala di dalam Surah Muhammad ayat 16 yang berbunyi:
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّسْتَمِعُ اِلَيْكَۚ حَتّٰىٓ اِذَا خَرَجُوْا مِنْ عِنْدِكَ قَالُوْا لِلَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ مَاذَا قَالَ اٰنِفًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ
16. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu (Muhammad), tetapi apabila mereka telah keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu (sahabat-sahabat Nabi), “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci hatinya oleh Allah dan mengikuti keinginannya. (QS. Muhammad ayat 16)
Maksudnya dari ayat tersebut adalah kata "mereka" Itu menunjukkan kepada orang-orang munafiq yang menghadirin majelis Rasulullah SAW, lalu mereka bertanya:"Apa yang dikatakan oleh (Muhammad)tadi" kepada Para Sahabat yang baru saja mendengarkan ilmu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada mereka.
Kita sebagai Pelajar/Penuntut ilmu harus menerima kebenarannya, walaupun yang menyampaikan kebenaran itu adalah Anak-anak, orang Dewasa, Guru/Dosen, Temen Kita. Jangan sampai kita sinis terhadap kebenaran yang telah disampaikan oleh orang lain dan jangan sampai kita seperti orang munafiq pada zaman Rosulullah yang sinis terhadap kebenaran.
2.Bermain - main dalam menuntut ilmu
Kita dalam menuntut ilmu jangan sampai kita bermain-main. Maksudnya pada saat guru/Dosen menyampaikan materi maka bagi para Penuntut ilmu itu memperhatikan, Fokus dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru/dosen tersebut.
Jangan menyepelekan/ Bermain-main saat guru / dosen menyampaikan materi di depan kelas. Apabila kita tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru/ dosen maka kita bertanya/berdiskusi tentang materi yang sudah disampaikan. Dalam Firman Allah Ta'ala yang berbunyi:
مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ
“Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main.”(QS. Al Anbiyaa : 2)
3. Hati yang lalai dalam menuntut ilmu
Dalam menuntut ilmu kita harus niatkan terlebih dahulu. Niat adalah hal yang paling krusial dalam melakukan pekerjaan/Ibadah. Jika niat kita salah maka akan berpengaruh bagi kehidupan kita baik dalam pekerjaan / Ibadah. Seperti dalil Nabi Muhammad SAW tentang niat
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ
Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”
(QS. Al Anbiyaa : 3)
لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ
“Hati mereka dalam keadaan lalai".
Maksudnya Raga/Jiwa mereka hadir tetapi hati mereka tidak hadir di dalam majelis ilmu. Maka ilmu yang disampaikan didalam majelis tersebut tidak akan masuk kedalam dirinya.
4. Tetap mengikuti Hawa Nafsu
maksudnya adalah kita dalam menuntut ilmu itu harus seperti gelas kosong, apabila gelas yang kosong diisi oleh apapun pasti akan terisi, apabila gelas itu penuh terus kita mengisi gelas yang sudah ada diisinya maka tidak akan masuk kedalam gelas tersebut.
Begitupula dengan kita dalam menuntut ilmu, kita jangan sombong dan merasa benar sehingga tidak mau menerima ilmu yang sudah disampaikan oleh guru/dosen tersebut karena mengikuti hawa nafsunya aja . Itu akan membuat kalian angkuh terhadap orang guru/dosen dan tidak mau menerima perbedaannya sama sekali .
Maka belajarlah kita untuk menurunkan ego kita untuk menyerap atau mengambil ilmu yang sudah disampaikan oleh guru/ dosen dengan baik.
5. Melakukan propaganda untuk mematahkan kebenaran
Jika seseorang sudah tidak bisa menurunkan egonya dan menolak kebenaran, maka orang itu akan mencari dalih untuk mematahkan sebuah kebenaran yang sudah disampaikan tersebut,dengan cara melakukan propaganda terhadap kebenaran. Orang melakukan propaganda itu adalah orang yang menolak terhadap kebenaran yang sudah disampaikan, dan menganggap dirinya itu adalah orang yang benar. Seperti pada zaman Rasulullah SAW orang munafiq selalu melakukan propaganda terhadap agama Islam yang dibawa/disampaikan oleh Rasulullah SAW.
6.Membuat tuduhan dan fitnah keji
Orang yang menolak kebenaran terhadap ilmu maka endingnya akan selalu mengutamakan hawa nafsunya, dan akan melakukan tuduhan /fitnah yang keji terhadap orang yang menyampaikan ilmu tersebut.
7. Dadaknya "Sesak" Ketika mendengar kebenaran.
Apabila di sebuah majelis guru/dosen menyampaikan tentang kebenaran, orang yang mendengarkan itu merasa dadanya" Sesak" Itu seperti kita mendaki gunung ke puncak gunung tanpa Membawa oksigen
Bedanya orang yang sakit fisik dengan sakit hati. Kalo orang yang sakitnya fisik, dia hanya ingin sakit fisik nya untuk dirinya sendiri, sedangkan orang yang sakit hatinya, dia akan mengajak orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar